Connect with us

” Dodol Bekasi ” Makanan Khas Bekasi

Berita Terkini

” Dodol Bekasi ” Makanan Khas Bekasi


Bekasi ( 12/6/2017 ) Seperti halnya daerah daerah lain di beberapa jenis makanan khas yang sering di sajikan pada acara – acara tertentu atau hari raya. Missal nya dodol , setiap keluarga akan selalu berupaya agar pada saaat hari raya ( Lebaran ) tersedia sebgai penganan untuk dikirim kepada tetangga , keluarga , atau untuk di sajikan bila ada tamu.

Dodol ini juga biasa di buat bila mengadakan kenduri. Makanan dodol ini terbuat dari tepung beras ketan yang di campur dengan gula merah dan kelapa.

Umumnya, jika di Tanya pada penduduk asli Bekasi, “ Apa penganan di Bekasi yang identik dengan Lebaran?” maka jawabannya adalah Dodol Bekasi. Meski Bekasi merupakan salah satu Kabupaten dan Kota Bekasi dari Jawa Barat, pengaruh Betawi terhadap Kebudayaan di Bekasi sangat terasa. Hal ini lebih di perkuat dengan banyaknya penduduk Bekasi yang memiliki keterkaiatan dengan Jakarta. Dodol Bekasi tak beda dengan dodol Betawi. Ciri khas produksi dodol Bekasi, di antara nya adalah :

  1. Umumnya di produksi pada waktu tertentu

Umumnya ada pada saat waktu Lebaran atau saat ada hajatan (pernikahan, khitanan/sunatan) dan event khusus lainnya. Pada beberapa tempat, dodol Bekasi disebut sebagai kue raja karena keistimewaan yang dimilikinya.

  1. Waktu pembuatan yang relatif lama

Dodol Betawi dibuat dari air santan kelapa yang dicampur dengan beras ketan dan gula yang dimasak didalam kuali besar dari tembaga (kenceng). Waktu memasak lebih kurang 6 jam.

  1. Ketersediaan Alat

Tidak banyak orang Bekasi atau orang Betawi asli yang memiliki kuali besar dari tembaga alias kenceng. Selain harganya cukup mahal, penggunaannya hanya pada waktu tertentu sehingga tidak ekonomis jika tidak dibuat dalam produksi yang kontinyu.

  1. Kesabaran

Membuat dodol Betawi membutuhkan kesabaran ekstra. Saat keluarga saya membuat dodol Betawi untuk lebaran, ada cukup banyak aturan yang harus dipenuhi jika ingin dodol yang dihasilkan memiliki kualitas prima. Beberapa aturan tersebut antara lain :

  1. Harus dimasak dengan api kecil. Api yang yang besar membuat dodol terlalu cepat matang tapi tidak sempurna.
  2. Tidak menggunakan gas atau kompor minyak tanah. Memasak dodol Betawi harus menggunakan kayu bakar (dalam beberapa kejadian malah menggunakan blarak alias daun kelapa kering/pelepahnya). Bahkan, dibagian batu penyanggah kuali besar, biasanya agar kuali tidak bergerak menggunakan tanah dan rumputnya yang dibentuk kotak. Jika menggunakan gas atau minyak tanah, rasanya menjadi tidak enak.
  3. Harus diaduk secara merata dan kontinyu. Jika pengadukan tidak merata, dodol tidak matang sempurna, demikian halnya jika tidak diaduk secara kontinyu. Bayangkan jika Anda harus mengaduk tanpa berhenti kurang lebih selama enam jam. Menjelang masak, dodol akan semakin lengket yang membuat pengadukan menjadi tambah sulit dan berat.
  4. Tidak boleh bicara sembarangan. Bicara kotor, baik dalam arti harfiah mauoun arti kiasan dipercaya akan membuat dodol menjadi tidak enak. Dari sisi ilmiah, hal ini untuk menjaga agar konsentrasi tetap pada pembuatan dodol, bukan yang lain.
  5. Pengadukan harus pelan, tidak boleh terlalu cepat atau menggebu-gebu. Jika diaduk cepat-cepat, pengaduk akan cepat lelah dan dodol menjadi tidak merata kematangannnya.
  6. Tidak semua penduduk asli Bekasi memiliki kepandaian dan kemampuan membuat dodol.

Kepandaian dan kemampuan membuat dodol Betawi biasanya didapatkan secara turun temurun. Meskipun bisa saja dipelajari oleh orang lain, kontinuitas akan menentukan bertahan atau tidaknya seseorang membuat dodol Betawi secara rutin. Banyak orang yang memilih alternatif untuk membeli jadi, bukan membuatnya.

sumber: Sejarah Kota Bekasi ( H. Andi Sopandi, M.Si )

Continue Reading
You may also like...

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Berita Terkini

To Top