Connect with us

Monumen Perjuangan Rakyat ( Alun – Alun Bekasi )

Berita Terkini

Monumen Perjuangan Rakyat ( Alun – Alun Bekasi )


Bekasi(7/6/2017) Monumen Perjuangan Rakyat ini terletak di jalan Veteran Kota Bekasi atau tepatnya di Alun-Alun depan Kantor Polresta Bekasi.  Monumen ini didirikan pada tanggal 5 Juli 1995. Dibuat dalam rangka menyambut HUT Proklamasi RI ke 10 dan HUT Kabupaten Bekasi ke-5 tahun 1955. Pembuatan Monumen ini diprakarsi dan dibiayai oleh pemerintah Kabupaten Bekasi.

Bentuk Monumen ini berupa tugu persegi lima terbuat dari batu bara. Tinggi Tugu 5.08 cm termasuk dasar tugu dikelilingi pagar tembok tinggi 1 meter dan masing-masing 3  meter juga persegi lima, dengan pengertian Pancasila.

Monumen ini didirikan untuk memperingati beberapa peristiwa yang terjadi di Bekasi, yaitu :

  1. Peristiwa bulan Agustus 1945
  2. Peristiwa awal bulan Februari 1950 (penentuan Revolusi Rakyat Bekasi).

Peristiwa yang melatarbelakangi pembuatan monumen ini adalah sebagai berikut :

Peristiwa I

Pada tanggal 16 Agustus 1945 beberapa pemuda pelopor dari Jakarta datang ke Bekasi membawa kabar bahwa tanggal 17 Agustus 1945 di Lapangan Ikada Jakarta akan ada suatu peristiwa penting dan besar bagi bangsa Indonesia yaitu “ Kemerdekaan Indonesia “ . keesokan harinya sejumlah pemuda Bekasi datang menuju ke Jakarta. Namun , setibanya di jakarta mereka mendapat kabar bahwa rapat tersebut tidak jadi dilaksanakan di Lapangan Ikada , karena penjagaan yang ketat di lakukan oleh tentara Jepang , sehingga rapat Akbar itu dialihkan ke Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Kemudian , Pemuda Bekasi pun kesana , ternyata mereka mendapat kabar penting tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah mengikuti rapat tersebut mereka kembali ke Bekasi sambil menyebar luaskan berita proklamasi itu kepada masyarakat Bekasi. Masyarakat Bekasi pun menyambut dengan antusias. Seiring dengan perkembangan perjuangan menegakkan kemerdekaan , bersama pasukan Badan Keamanan Rakyat ( BKR ) yang baru di bentuk, para pemuda Bekasi membuat pos – pos pertahanan di Daerah Cakung Talang Dua , Marunda , Pondok Gede, dan Stasiun Kereta Api. Di stasiun Kereta Api , mereka mengawasi keluar masuk kereta api, karena ada berita bahwa setelah Jepang kalah, pasukan Belanda dan sekutu akan datang. Ternyata Benar , tak lama kemudian pada bulan September tentara Sekutu datang ke Bekasi darin Jakarta bersamaan dengan tentara Belanda ( NICA ).

Selanjutnya , pada bulan Oktober 1945 tentara Sekutu dan NICA dengan kendaraan lapis baja dan truk ke Rawapasung Kranji dan kemudian menguasai Desa Medan Satria. Untuk menghambat laju tentara Sekutu dan NICA, serta merta rakyat dan pemuda Bekasi membuat brikade pertahanan dengan menutup jalur jalan kereta api. Rakyat Bekasi menghalangi laju tentara Sekutu dengan menutup jalur jalan kereta Api , kemudian berbaris membentuk barikade. Peristiwa ini memicu pertempuran yang hebat sehingga mengakibatkan gugurnya 6 ( enam ) orang pejuang dari pihak Bekasi dan sejumlah serdadu Sekutu. Dalam peristiwa pertempuran tersebut Pemuda Bekasi dibantu dengan oleh Kesatuan Pencak Silat dar Subang berhasil merampas 12 Pucuk senjata carabijn dan senapan mesin.

Peristiwa II

Pada bulan Nopember 1945, pasukan NICA dengan dibantu oleh tentara sekutu melancarkan serangan ke desa Jaka Sampurna dari arah Pondok Gede. Dari sini menyerang kesegala arah dan mengepung sekitar daerah front pertempuran di daerah Cikunir, kampung dua, dan Keranji. Dari arah Klender pasukan sekutu bergerak melalui jalan kereta api ke Bojong Rongkong. Dari sebelah utara, bergerak dari warung Jengkol (cakung) menuju Kranji, sedangkan dari sebelah selatan pertempuran berlangsung sejak dari daerah Kebantenan, daerah Jati Asih, perbatasan Pondok Gede, kampung Pekayon, daerah sebelah Barat Bekasi.

Peristiwa pernyerbuan sekutu kembali terjadi di Kota Bekasi pada tahun 1946 disekitar Alun-Alun Bekasi. Akibat gempuran yang gencar oleh pihak sekutu mengakibatkan posisi tentara/pejuang di Bekasi melakukan langkah mundur sambil membentuk pertahanan di sekitar sungai (kali) Bekasi sebelah timur. Dan, untuk mencegah langkah tentara sekutu, tentara/pasukan Bekasi terpaksa menghancurkan jembatan Bekasi. Sementara pasukan sekutu dan NICA semakin merajalela di beberapa daerah di antaranya di daerah Kranji.

Hujanan senjata berat seperti mortir, meriam selalu diarahkan pada jantung pertahanan. Walaupun mendapat serangan yang bertubi-tubi, semua itu tidak menyurutkan langkah rakyat dan pemuda Bekasi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, bahkan tantara RI (TKR)melakukan balasan yang tidak kalah sengitnya, terhadap pertahanan musuh. Pertempuran yang sengit terjadi berulang kali di sekitar Alun-Alun Bekasi.

Peristiwa III

Pendirian tugu ini tak terlepas dari sejarah lahirnya “ Kabupaten Bekasi ” sekitar tahun 1950. Peristiwa berawal dari keinginan rakyat Bekasi untuk membentuk Kabupaten Bekasi. Maka, para tokoh Bekasi – diantaranya K.H. Noer Alie – yang bergabung dalam panitia Amanat Rakyat Bekasi mengadakan rapat umum disekitar Alun-Alun Bekasi pada awal bulan Februari 1950, yang kemudian menghasilkan sebuah “ Revolusi Rakyat Bekasi ”.

Revolusi itu kemudian diajukan ke Perdana Menteri Moh. Hatta, yang disampaikan oleh kolonel Lukas Kustarjo dan Residen Jakarta Raya Moefreini Moekmin. Keinginan Rakyat Bekasi tersebut akhirnya terwujud melalui perjuangan yang keras dari para pemimpin/tokoh Bekasi pada tanggal 15 Agustus 1950, maka berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1950 Bekasi resmi menjadi sebuah Kabupaten. Secara esensisal, terjadi perubahan dari kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi (Tahun 1950). Sebelumnya, merupakan wilayah Regenschap Meester Cornelis (Masa penjajahan Hindia Belanda), Jatinegara Ken (Masa Pendudukan Jepang), Kabupaten Jatinegara (masa Kemerdekaan) hingga menjadi Kabupaten Bekasi (tahun 1950).

Sumber : Sejarah Kota Bekasi  ( H. Andi Sopandi, M.Si )

Continue Reading
You may also like...

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Berita Terkini

To Top