Connect with us

Tugu Perjuangan di Jalan KH. Agus Salim Bekasi

Berita Terkini

Tugu Perjuangan di Jalan KH. Agus Salim Bekasi


Bekasi(7/6/2017)Monumen bersejarah ini terletak di Jalan KH. Agus Salim Kota Bekasi.Monumen berbentuk Tugu ini terbuat dari Batu persedgi empat. Pada Bagian atasnya memiliki kepala tugu, yang sekelilingnya terdapat pecahan -pecahan Meriam, mortir . granat tangan, dan kelongsong peluru ukuran 12,7 mm.

Tinggi Tugu hingga bagian leher tugu adalah 150 cm. Sementara itu, tinggi kepala tugu adalah 73 cm. Jadi, secara keseluruhan tinggi tegak lurus adalah sekitar 205 cm. Panjang dasarnya 200 cm,Lebar landasannya 1,95 cm. sedangkan lebar bawah ( landasan ) tugu 1,05 cm.Menelu – sisi atas miring – tugu sekitar 65 cm.

Sekilas terkesan hnaya sebuah tugu batas wilayah, tetapi ternyata tugu ini memiliki makna historis yang cukup besar, yang menunjukan nilai nilai kepatriotan perjuangan rakayat Bekasi. Keterangan yang membelatar belakangi pembangunan tugu ini dapat disimak dari peristiwa di bawah ini:

Apabila Kota Bandung pernah mengalami peristiwa sejarah ” Bandung Lautan Api ” maka di Bekasi pun pernah terjadi aksi pembakaran kota sekitaran tahun 1945.Peristiwa ini bermula dari jatuhnya pesawat terbang ” Dakota ” yang mengangkut tentara Sekutu di daerah Rawa Gatal , Cakung, Pada pertengahan Desember 1945. Pesawat itu jatuh di tengah persawahan. Pesawat mengalami kerusakan yang sangat parah , namun seluruh penumpangnya selamat.

Menurut rencana pesawat tersebut akan berangkat dari Jakarta menuju Bandung dengan mengangkut sekitaran 26 orang serdadu Sekutu dengan persenjataan lengkap. Selepas tinggal landas pesawat tersebut tiba tiba jatuh jatuh di tengah tengah Rawa Gatal, Cakung , Rakyat Bekasi dan Para pejuang RI segera mendatangi tempat kejadian. Mereka berusaha menolong para penumpang dan awak pesawat. Namun, ketika mengetahui awak dan penumpang itu adalah serdadu Sekutu, tentara RI kemudian menawannya.

Peristiwa penahanan tersebut menimbulkan kemarahan Panglima Tentara Sekutu, Jenderal Christion. Kemudian ia mengeluarkan ultimatum , yang pada intinya meminta kepada Tentara RI agar serdadu – serdadu sekutu yang terdiri atas orang India Syikh sebanyak 26 orang tersebut dikembalikan ke Jakarta. Bila ultimatum tersebut dalam waktu singkat tidak dilaksanakan , maka Kota Bekasi akan dibakar dan di bumi hanguskan. Namun ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh kalangan pejuang, bahkan kedua puluh enam serdadu India Syihk ini justru dikenakan hukum revolusi oleh pejuang /tentara Bekasi. ( Adhami, 1985:III ).

 

Karena ultimatumnya tidak digubris , pada awal bulan Desember 1945 tentara Sekutu mulai melancarkan serangan tiba tiba dan besar besaran ke daerah Bekasi. Dan , langsung menusuk melalui front akhir pertahanan menuju ke tangsi/markas polisi( dimana 26 mayat serdadu sekutu dikuburkan (. Kota Bekasi dalam waktu singkat dapat di kuasai oleh Sekutu. Mereka menggali kembali kuburan kedua puluh serdadu Sekutu dan mengangkutnya ke Jakarta ( Adhami,1985:III)

Pada tanggal 13 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan ulang ke Daerah Bekasi. Front pertahanan Bekasi di bombardir sekitar 200 peluru meriam. Infateri dan kaveleri menyerang Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Kota Bekasi kemudian di bakar habis. Pasukan RI akhirnya mundur bertahan sampai ke tapal batas Bekasi. Rupanya serdadu Sekutu datang kembali ke Bekasi hanya untuk balas dendam akibat pembunuhan terhadap 26 orang teman temannya. Mereka menyiapkan serangan secara diam diam dengan melepas sekitar 140 granat tangan yang di buka cincin pengamannya, yang kemudian di letakkan sebagai ranjau ranjau darat dan ditutupi dengan kaleng kaleng susu atau tempurung kelapa. Semua itu khusus diletakkan di sekitar tangsi polisi Bekasi. Hanya satu yang meledak dengan tidak sengaja karena tersendak tangan salah seorang polisi yang bernama Hasbis sehingga hancur berkeping – keping.

Pertempuran – pertempuran dengan pasukan sekutu yang banyak merugikan dan meminta korban terjadi di daerah persawahan antara Daerah Kali Abang Bungur, Desa Pejuang Bekasi – Gardu Cabang dan Desa Medan Satria. Disini 40 orang pejuang gugur. Pertempuran terjadi pula di Sasak Kapuk dan Kranji. Musuh yang terus menerus menghujani daerah Bekasi banyak menggunakan berbagai macam senjata , seperti meriam , mortir dan granat tangan.

Sumber : Sejarah Kota Bekasi (H.Andi Sopandi,M.Si)

Continue Reading
You may also like...

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Berita Terkini

To Top